Minggu, 20 Juli 2014

"ROYAL DAN LOYAL" UNTUK JABATAN

ROYAL DAN LOYAL
UNTUK JABATAN

Ngawi - Pemilu legislatif yang telah berlalu meninggalkan berbagai cerita. Berbagai cara ditempuh oleh sejumlah calon anggota legislatif atau caleg agar terpilih dalam pesta demokrasi 9 April yang lalu. Mulai dari membuat pengajian, pertunjukan, membagikan sembako, hingga melakoni ritual mistis. Mendadak semua calon menjadi orang yang sangat baik, rohaniawan, dermawan, dan selalu menerapkan motto dari kabupaten Ngawi yaitu "Ramah".
Setelah pemilihan Presiden kita lalui, kini fikiran kita tertuju pada "Siapa Pemimpin Ngawi 2015 mendatang".
Calon pemimpin Ngawi sangatlah jauh berbeda dengan Calon Legislatif. Perbedaan yang tanpak yaitu nilai kredebilitas calon tersebut. Pastinya Calon Bupati tersebut telah dikenal oleh beberapa kalangan masyarakat atau komunitas. Entah itu komunitas Pasar/Pebisnis, Birokratis, atau bahkan Komunitas Petani dan lain-lain. 
Biaya yang akan dikeluarkan oleh calon Bupati juga sangat besar, pastinya lebih besar dari pada Caleg. Jika untuk pencalonan legislatif mungkin hanya mengeluarkan dana kurang lebih Rp. 5 s/d 10 Juta untuk persyaratan administratif dan kurang lebih Rp. 300 Juta untuk dana kampanye, akan sangat lain dengan nominal untuk sebuah "Jabatan Bupati". Dari sisi biaya pasti akan lebih banyak. 
Bukan hanya kekayaan dari calon yang dilihat, namun lebih merupakan loyalitas Calon terhadap Partai dan Masyarakat calon pemilih. Belum tentu seorang pengusaha kaya dimata masyarakat akan mampu Royal dan Loyal untuk terjun di dunia Politik. Walaupun sistem manajerial antara Perusahaan dan Kepartian hampir sama, namun berbeda pada poros psikologis pelakunya. Para politikus dan negarawan, akan merasa ringan untuk belanja partai, dengan selalu ikut serta membantu kegiatan-kegiatan partai, perkumpulan, musyawarah kemaslahatan dan lain-lainnya. Bahkan kadang sering terjadi seorang Calon Pemimpin yang telah terplanning, selalu ingin diikutsertakan dalam segala kegiatan. Hal ini bukan perbuatan yang memalukan atau pamer, namun memang demikianlah cara untuk mencari ketenaran dan dikenal masyarakat. Hal ini akan berbeda jika dilakukan oleh seorang pengusaha. Apalagi seorang pengusaha tersebut belum pernah berkecimpung di dunia politik. Dia berhasil dengan usahanya karena kecermatan dalam perhitungan dan managerial. Sudah menjadi kebiasaannya pengusaha akan berhitung dengan apa yang pernah dikeluarkan. Istilahnya "Kulak berapa jual berapa, laba berapa". Sikap yang demikian inilah dari sisi lain yang akan menghancurkan nilai leadership kenegarawanan seseorang, baik itu dalam kepemimpinan di Desa, Kota, Kabupaten, Kodya maupun lebih tingggi.
Pada dasarnya sama sistem manajemen perusahaan dan manajemen pemerintahan. Namun tujuan yang berbeda. Jika perusahaan bertujuan untuk profit, maka pemerintahan bertujuan untuk kemakmuran masyarakat. Hal ini yang sering dilupakan oleh para pemimpin negeri ini.(sep)

Sabtu, 19 Juli 2014

LAWAN DINASTI NGAWI

ADAKAH LAWAN DINASTI NGAWI ?

Dari sambang desa, kami mendapatkan kabar bahwa telah ada sosok kepala desa yang berani untuk melawan dinasti Kepemerintahan di Kabupaten Ngawi. Dia adalah Jumirin, seorang Kepala Desa Klitikyang saat ini masih menjabat.


Ngawi -  Kabar santer tentang rencana naiknya Jumirin menjadi candidat dalam perhelatan pemilihan kepala daerah Kabupaten Ngawi 2015 sudah sangat terasa. Informasi didapat dari berbagai kalangan, terutama di kalangan pemerintahan desa. "Saya belum mendapat kabar resmi dari beliau, tetapi jika beliau niat untuk membuat perubahan Ngawi, kami siap mendukung", kata seorang Kepala Desa di Kecamatan Geneng yang tak mau disebut namanya. 
Sampai saat ini, awak media belum dapat menemui yang bersangkutan. Namun santernya kabar tersebut telah sampai pada kalangan pebisnis dan Pemerintahan Desa. Hal ini dikuatkan pula oleh masyarakat sekitar. Dari beberapa orang yang sempat diwawancarai awak media, mereka belum tahu bahwa Kepala Desanya akan mencalonkan Bupati di Kabupaten Ngawi untuk tahun 2015 mendatang. Namun jika ini terjadi, masyarakat akan mendukung sepenuhnya. "Yen Mbah Lurah maju Bupati masyarakat Klitik yo mesthi mendukung to mas", kata seorang warga. 
Dari sumber http://tunasbangsabela.blogspot.com, yang pernah bertemu dengan beliau, menerangkan bahwa Jumirin tidak mencalonkan untuk menjadi Bupati Ngawi, namun hanya seorang Wakil Bupati Ngawi. Mewakili siapa, nara sumber belum mengetahui.
 Terlepas pencalonan Jumirin sebagai Calon Bupati atau Calon Wakil Bupati, perhelatan pemilihan dewan 2014 kemarin, PDIP diperkirakan akan merekomendasikan Ir. Budi Sulistyono sebagai calon Bupati.Dengan 15 kursi yang dimilikinya PDIP mampu mengangkat calon sendiri. Jika duet in cumbent saat ini pecah, maka Oni Harsono akan berangkat dari  PAN. Karena saat ini beliau adalah Dewan Penasehat PAN, namun PAN kurang cukup kursi, dan kemungkinan akan menggandeng Golkar, dimana diketahui Golkar di Ngawi minedate dengan nama Harsono yaitu orang tua dari Oni Harsono.  
Sesuai hasil Pileg kemarin dari 45 kursi di DPRD Kabupaten Ngawi banyak didominasi oleh PDI Perjuangan dengan mendulang 15 kursi dari 118.843 suara. Untuk Partai Golkar tetap menunjukan eksisnya dengan mengamankan 7 kursi dari 54.221 suara disusul Partai Gerindra memposisikan 5 kursi dari 31.288 suara.  Sedangkan PKB dengan 4 kursi mendasar 23.792 suara dan PKS juga sama 4 kursi 25.112 suara ditambah Partai Nasdem 2 kursi mendasar 22.250 suara, PAN 2 kursi dari 21.411 suara, Partai Demokrat mendapatkan 2 kursi dari 23.305 suara, Partai Hanura 2 kursi dari 17.563 suara dan PPP hanya berbagi 2 kursi dari 20.849 suara.
Ketika media menemui ketua Gerindra, A.H. Najamuddin, beliau mengatakan "Kami belum memikirkan untuk calon Bupati Ngawi 2015 mas, saat ini kami masih konsentrasi pada Pilpres, kalau toh ada calon, maka orang tersebut harus memiliki jiwa Patriotis, Nasionalis, dan tidak ragu untuk memperbaiki Masyarakat di Kabupaten Ngawi. Namun saya tegaskan bahwa sampai saat ini, hal itu belum kami pikirkan", tegasnya.
Begitu pula ketika disodorkan nama Jumirin, ketua Gerindra menjawab dengan senyum, "siapapun boleh, dan kami terbuka dengan siapapun".
Melihat hal tersebut dari Partai manakah calon lawan Dinasti Pemerintah Kabupaten Ngawi yang saat ini muncul nama Jumirin akan berangkat. Kita tunggu bersama. (sep)